Cikal bakal pelayanan sosial lansia ini telah dimulai tahun 1985. Agnes Tjit Nio berniat menjadi suster KKS dan tinggal di baira pusat KKS selama 6 bulan. Sesudahnya ia keberatan menjadi suster karena usianya sudah lanjut, sekitar 60-an. Menurut Agnes, Mgr Van Der Westen pernah mengusulkan dia untuk masuk ordo ketiga yakni menghayati spiritualitas suatu tarekat tertentu, mengabdi Tuhan tetapi tidak menjadi suster biarawati. Pemikiran ini menjadi nyata dengan mengusahakan hibaan tanah dari kelaurga Oen pada tahun 1993 dan mulai menerima lansia tinggal di rumah hibaan tersebut sejak tahun 1994.
Pengembangan karya sosial lansia dalam bentuk Panti lansia dilatarbelakangi oleh berbagai hal sbb :
- Perwujudan dari kharisma pendiri KKS Mgr Vitus Bouma, SSCC yang pada awal mula mendirikan kongregasi KKS berkeinginan agar KKS merasul di tengah keluarga terutama wanita dan anak-anak gadis yang keimanannya belum cukup bertumbuh.
- Perwujudan dari salah satu karya pelayanan KKS pada awal pendirian Kongregasi yakni pendidikan anak-anak perempuan di pensionat ( asrama pensiun)
- Perwujudan spiritualitas KKS yang menghayati hidup seturut teladan Keluarga Kudus.
- Keluarga menjadi perhatian utama KKS. Para lanjut uisa dan kaum jompo adalah bagian sentral dari keluarga, yang pada jaman modern ini "kurang" mendapat perhatian dalam keluarga ( anak cucu).
- Sebidang tanah dan sebuah rumah tua yang dihibahkan oleh keluarga Oen kepada suster KKS. Adanya hal ini memungkinkan pengembangan pelayanan kepada lansia dengan pembangunan gedung baru.
- Maka sejak tanggal 28 Juli 1994, 3 orang lansia secara resmi tinggal bersama suster di rumah tua. Selanjutnya ada lansia yang tertarik dan bergabung bersama, sehingga sampai tahun 2004 kamar-kamar untuk lansia sudah penuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar