Kamis, 12 Maret 2009

Latar belakang Sejarah


Cikal bakal pelayanan sosial  lansia ini telah dimulai tahun 1985. Agnes Tjit  Nio  berniat menjadi suster  KKS dan  tinggal di baira pusat KKS  selama  6 bulan. Sesudahnya ia  keberatan menjadi suster karena usianya  sudah lanjut, sekitar  60-an. Menurut Agnes, Mgr Van Der Westen pernah mengusulkan dia untuk masuk ordo ketiga  yakni  menghayati  spiritualitas  suatu tarekat  tertentu, mengabdi Tuhan  tetapi tidak  menjadi suster biarawati. Pemikiran ini menjadi nyata   dengan  mengusahakan hibaan tanah dari kelaurga Oen pada tahun 1993 dan mulai menerima lansia  tinggal di rumah  hibaan tersebut  sejak tahun 1994. 

Pengembangan karya sosial lansia dalam  bentuk Panti lansia  dilatarbelakangi oleh berbagai hal  sbb :

  • Perwujudan dari kharisma pendiri KKS Mgr  Vitus  Bouma, SSCC  yang pada awal mula mendirikan kongregasi KKS  berkeinginan agar   KKS  merasul di tengah keluarga  terutama wanita dan anak-anak gadis yang keimanannya belum cukup bertumbuh.
  • Perwujudan dari salah satu karya pelayanan KKS pada awal pendirian Kongregasi  yakni pendidikan anak-anak perempuan di pensionat ( asrama pensiun)
  •  Perwujudan spiritualitas  KKS yang menghayati hidup seturut teladan Keluarga Kudus. 
  • Keluarga menjadi   perhatian  utama KKS. Para lanjut  uisa dan kaum jompo  adalah bagian sentral  dari keluarga, yang pada jaman modern ini "kurang" mendapat perhatian dalam keluarga ( anak cucu).
  • Sebidang  tanah dan sebuah rumah tua yang dihibahkan  oleh keluarga Oen kepada  suster  KKS.  Adanya  hal  ini memungkinkan pengembangan pelayanan kepada lansia  dengan  pembangunan  gedung baru. 
  • Maka sejak tanggal  28 Juli 1994, 3  orang lansia  secara resmi tinggal bersama suster  di  rumah tua. Selanjutnya  ada lansia  yang tertarik dan bergabung bersama, sehingga sampai tahun  2004 kamar-kamar  untuk  lansia  sudah penuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar