Momen spesial terjadi di penghujung Tahun 2014. Panti Sosial Lansia Bhakti Kasih Siti Anna merayakan sepuluh tahun pelayanan dalam karya sosial lansia. Perayaan ulang tahun kali ini diawali dengan misa syukur bersama oma-opa panti yang turut mengundang beberapa umat. Kamis, 4 Desember 2014, perayaan ekaristi dipimpin langsung oleh Bapak Uskup Keuskupan Pangkalpinang, Mgr. Hilarius Moa Nurak, SVD. Turut mendampingi Bapak Uskup adalah Rm. Hendrawinata, Pr (Vikjen Keuskupan Pangkalpinang), Rm. Anton Mite, Pr dan Rm. Pieters Patrisius, Pr. Hadir dalam perayaan ekaristi sekitar seratus orang. Dari kalangan Lembaga Hidup Bhakti turut hadir Bruder Yanuar, SSCC dan Suster Bene, SSpS serta suster-suster dari KKS.
Dalam perayaan ekaristi, Bapak Uskup menegaskan bahwa Panti Sosial Lansia Bhakti Kasih Siti Anna ini tidak hanya populer ke dalam (lingkungan Gereja) saja, tetapi juga ke luar. Pemerintah menjadikan Panti ini sebagai rujukan dan model bagi pelayanan orang lanjut usia. Sedangkan dalam homilinya, Bapak Uskup menekankan pentingnya Kitab Suci dalam kehidupan umat kristiani. Menyinggung topik Injil, tentang orang bijak yang membangun rumah di atas dasar batu, Bapak Uskup mengajak umat untuk menjadikan Kitab Suci sebagai dasar dan pedoman hidup.
Usai
perayaan ekaristi, acara dilanjutkan dengan ramah tamah. Dalam acara
ini Sr. Paula Maria, KKS, sebagai pimpinan Panti Sosial Lansia Bhakti
Kasih Siti Anna, menyampaikan kata sambutannya. Suster mengawali
sambutannya dengan mengucapkan terima kasih kepada undangan yang
bersedia meluangkan waktu untuk turut bergembira bersama komunitas Siti
Anna ini. Selanjutnya suster menceritakan sekilar sejarah Siti Anna
serta kisah-kisah menarik seputar kehidupan di panti itu.
Usia
10 tahun Panti Siti Anna ini dihitung dari pembangunan gedung baru
(2004). Sebenarnya keberadaan panti ini sudah ada sekitar 20 tahun.
Keberadaan panti ini berawal dari keinginan-keinginan beberapa orang
lansia yang mau menghabiskan sisa hidupnya dengan doa seperti kehidupan
para suster. Ada juga yang mengungkapkan keinginan untuk saling
melayani. Keinginan ini akhirnya terwujud dengan membentuk komunitas
Siti Anna. Pertama kali ada 14 orang lansia dan kemudian berkembang. Saat ini jumlah anggotanya ada 59 orang lansia.
Jumlah
orang lansia yang menghuni Panti Siti Anna, yang berkapasitas 72 kamar
ini, sering mengalami naik turun. Ada yang datang, ada pula yang pergi.
Mereka yang pergi ini ada dua kategori, yaitu meninggal dunia dan
kembali ke keluarganya. Bosan dan rindu keluarga menjadi faktor terbesar
orang lansia meninggalkan Panti Siti Anna dan kembali ke keluarga. Ada juga yang tidak bisa hidup bersama di panti sehingga dipulangkan ke keluarganya.
Menurut
Suster Paula, keberadaan Panti Lansia Siti Anna ini bukan semata
menjadi tempat penampungan orang tua lansia yang tak bisa lagi diurus
dan dirawat di rumah, tetapi untuk membangun
komunitas kasih pelayanan. Kasih pelayanan menjadi motto hidup
pelayanan di Panti Siti Anna. Suster bercerita tentang seorang bapak
yang tinggal belum lama di panti itu, tapi sudah meninggal. Sebelum
meninggal, bapak tua itu sempat berujar kepada suster bahwa dia
menemukan kasih di panti itu. Dia merasa bahagia meninggal, karena
meninggal dalam kasih.
Acara
ditutup dengan makan malam bersama. Para undangan segera menikmati
hidangan yang telah disediakan. Ada beberapa orang makan bersama para
lansia. Semua merasa bahagia. Kebahagiaan ini menumbuhkan harapan semoga
Panti Sosial Bhakti Kasih Siti Anna, yang anggotanya kebanyakan berasal
dari Bangka ini, semakin berkembang dan memancarkan kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar